Selasa, 07 September 2010

Sarana-Prasarana

Untuk menjalankan suatu aktifitas tentu saja membutuhkan sarana pendukung minimal sebuah ruangan yang dilengkapi kursi dan meja walaupun sesederhana mungkin. Beberapa buku tulis dengan sendirinya harus ada untuk memulai kegiatan administrasi. Rumah tua berdinding pelupu, beratap ilalang, berlantai tanah, peninggalan ayah tercinta di Kotabaru menjadi tempat beraktifitas Kopdit Ankara. Meja makan dan bangku panjang sebagai tempat menulis dan melayani tamu/anggota.

Pada tahun 1990 oleh sang ketua yang juga adalah tukang kayu membuatkan sebuah meja biro dengan empat buah kursi yang dibayar oleh Kopdit dengan harga Rp. 90.000,-.
Suatu sore di tahun 1991 ketika mengunjungi anggota dan calon anggota saya bertemu Goris Batafor di Kios jahitnya. Beliau adalah tukang jahit di lingkungan Berdikari. Dalam bincang-bincang beliau mengatakan. “Guru....! Kopdit Ankara akan semakin dikenal dan dipercayai kalau memiliki tanah dan kantor sendiri”. Ucapannya ini menyentuh naluri inspirasi saya. “Oke kita akan beli tanah dan membangun kantor tetapi harus dengan swadaya anggota”. Saya menimpalinya.

Strategi di atur konsep disiapkan didiskusikan dalam rapat pengurus. Pada RAT keempat tahun buku 1991 ide ini dibahas dalam RAT sebagai program kerja tahun 1992. Diputuskan membeli sebidang tanah dengan sumbangan swadaya anggota Rp. 5.000,-/anggota. Sumbangan ini diangsur selama lima bulan @ Rp. 1.000,- perbulan. Dengan sumbangan ini kami berhasil membeli sebidang tanah ukuran 20x20m2 milik Bapak Yoseph Lanang Uran dengan harga Rp.1.250.000,-.
Pada RAT tahun berikutnya giliran pembangunan kantor yang dibahas. Anggota sepakat untuk membangun kantor secara swadaya dengan sumbangan Rp.10.000,-/anggota. Sumbangan inipun harus dicicil @ Rp.1.000,-/bulan. Kapan semua terkumpul dan kapan memulainya?

Kami memberanikan diri meminjam di BK3D sebanyak Rp.7.500.000,- untuk memulai pembangunan kantor. Permohonan dikabulkan dan mendapat pelayanan pinjaman sebanyak itu. Uang tersebut digunakan untuk pembelian material dan upah tukang sementara tenaga bantu dari anggota sendiri secara kelompok.


Sebuah kantor yang layak berukuran 7x9m2 akhirnya rampung juga pada akir tahun 1993. Mengawali RAT tahun buku 1993 yang dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Januari 1993 diresmikan oleh Pembantu Bupati Lembata atas nama Drs. Philipus Riberu ditandai dengan penandatanganan prasasti. Pengresmian dilaksanakan dengan acara seremonial adat, dimeriahkan dengan musik suling grup Bala Tana dan pengguntingan pita dan pembukaan selubung papan nama. Pemberian nama kantor “WETAK TITEN” mengundang decak kagum sebagian peserta yang hadir.

Teman-teman dari Kopdit lain heran melihat Kopdit Ankara bisa membangun kantor yang boleh dibilang megah pada waktu itu. Pada umumnya Kopdit lain pada waktu itu hanya berkantor di rumah pengurus. Saya menimpali kalau satu orang bisa membangun sebuah rumah dengan ukuran 7x9m2, masa 200 orang tidak mampu. Potensi itu ada tinggal bagaimana menggerakan potensi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar