Selasa, 07 September 2010

PENDIDIKAN CALON ANGGOTA

Pada umumnya proses penerimaan anggota baru sebuah koperasi dilakukan dengan cara mengisi formulir permohonan menjadi anggota, dibahas dalam rapat Pengurus dan jika Pengurus memandang calon yang bersangkutan layak maka diterima menjadi anggota.
Proses yang sama ini dilakukan oleh Kopdit Ankara hingga tahun 1993. Calon yang dinyatakan diterima selanjutnya membayar Uang pangkal Rp. 500,- Simpanan Pokok Rp. 20.000,-, menandatangani buku daftar anggota dan menerima buku Anggota.
Sejak tahun 1994 pola ini di robah. Dengan merujuk pada Moto Koperasi Kredit yang berbunyi "Koperasi Kredit dimulai dengan PENDIDIKAN, berkembang melalui PENDIDIKAN, dikontrol melalui PENDIDIKAN dan bergantung pada PENDIDIKAN" Kopdit Ankara melaksanakan penerimaan anggota baru melalui Pendidikan Calon Anggota. Dengan penekanan pada PENDIDIKAN, Pendidikan dirasa sangat penting dalam pengelolaan sebuah Koperasi.
Setiap tahun Kopdit Ankara melaksanakan Pendidikan Calon Anggota dua kali. Untuk pertama kali dilaksanakan pada tanggal 26-27 Februari 1994.Para peserta diberi surat keterangan telah mengikuti Pendidikan calon Anggota. Dengan surat keterangan tersebut mereka boleh mendaftar menjadi Anggota Kopdit Ankara. (KTL)

Sarana-Prasarana

Untuk menjalankan suatu aktifitas tentu saja membutuhkan sarana pendukung minimal sebuah ruangan yang dilengkapi kursi dan meja walaupun sesederhana mungkin. Beberapa buku tulis dengan sendirinya harus ada untuk memulai kegiatan administrasi. Rumah tua berdinding pelupu, beratap ilalang, berlantai tanah, peninggalan ayah tercinta di Kotabaru menjadi tempat beraktifitas Kopdit Ankara. Meja makan dan bangku panjang sebagai tempat menulis dan melayani tamu/anggota.

Pada tahun 1990 oleh sang ketua yang juga adalah tukang kayu membuatkan sebuah meja biro dengan empat buah kursi yang dibayar oleh Kopdit dengan harga Rp. 90.000,-.
Suatu sore di tahun 1991 ketika mengunjungi anggota dan calon anggota saya bertemu Goris Batafor di Kios jahitnya. Beliau adalah tukang jahit di lingkungan Berdikari. Dalam bincang-bincang beliau mengatakan. “Guru....! Kopdit Ankara akan semakin dikenal dan dipercayai kalau memiliki tanah dan kantor sendiri”. Ucapannya ini menyentuh naluri inspirasi saya. “Oke kita akan beli tanah dan membangun kantor tetapi harus dengan swadaya anggota”. Saya menimpalinya.

Strategi di atur konsep disiapkan didiskusikan dalam rapat pengurus. Pada RAT keempat tahun buku 1991 ide ini dibahas dalam RAT sebagai program kerja tahun 1992. Diputuskan membeli sebidang tanah dengan sumbangan swadaya anggota Rp. 5.000,-/anggota. Sumbangan ini diangsur selama lima bulan @ Rp. 1.000,- perbulan. Dengan sumbangan ini kami berhasil membeli sebidang tanah ukuran 20x20m2 milik Bapak Yoseph Lanang Uran dengan harga Rp.1.250.000,-.
Pada RAT tahun berikutnya giliran pembangunan kantor yang dibahas. Anggota sepakat untuk membangun kantor secara swadaya dengan sumbangan Rp.10.000,-/anggota. Sumbangan inipun harus dicicil @ Rp.1.000,-/bulan. Kapan semua terkumpul dan kapan memulainya?

Kami memberanikan diri meminjam di BK3D sebanyak Rp.7.500.000,- untuk memulai pembangunan kantor. Permohonan dikabulkan dan mendapat pelayanan pinjaman sebanyak itu. Uang tersebut digunakan untuk pembelian material dan upah tukang sementara tenaga bantu dari anggota sendiri secara kelompok.


Sebuah kantor yang layak berukuran 7x9m2 akhirnya rampung juga pada akir tahun 1993. Mengawali RAT tahun buku 1993 yang dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Januari 1993 diresmikan oleh Pembantu Bupati Lembata atas nama Drs. Philipus Riberu ditandai dengan penandatanganan prasasti. Pengresmian dilaksanakan dengan acara seremonial adat, dimeriahkan dengan musik suling grup Bala Tana dan pengguntingan pita dan pembukaan selubung papan nama. Pemberian nama kantor “WETAK TITEN” mengundang decak kagum sebagian peserta yang hadir.

Teman-teman dari Kopdit lain heran melihat Kopdit Ankara bisa membangun kantor yang boleh dibilang megah pada waktu itu. Pada umumnya Kopdit lain pada waktu itu hanya berkantor di rumah pengurus. Saya menimpali kalau satu orang bisa membangun sebuah rumah dengan ukuran 7x9m2, masa 200 orang tidak mampu. Potensi itu ada tinggal bagaimana menggerakan potensi itu.